BAB II
PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
A.Pengertian
Pendidikan Budi Pekerti
Pada hakekatnya,
pendidikan budi pekerti memiliki substansi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak.
Pengertian pendidikan
budi pekerti menurut Haidar (2004)
adalah usaha sadar yang dilakukan dalam rangka menanamkan atau
menginternalisasikan nilai-nilai moral ke dalam sikap dan prilaku peserta didik
agar memiliki sikap dan prilaku yang luhur (berakhlakul karimah) dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia maupun
dengan alam/lingkungan.
Tujuan pendidikan Budi
Pekerti adalah untuk
mengembangkan nilai, sikap dan prilaku siswa yang memancarkan akhlak mulia/budi
pekerti luhur (Haidar, 2004). Hal ini mengandung arti bahwa dalam pendidikan
Budi Pekerti, nilai-nilai yang ingin dibentuk adalah nilai-nilai akhlak yang
mulia, yaitu tertanamnya nilai-nilai akhlak yang mulia ke dalam diri peserta
didik yang kemudian terwujud dalam tingkah lakunya.
Secara umum Budi
Pekerti berarti moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani kehidupan ini. Ini
adalah tuntunan moral yang paling penting untuk orang Jawa tradisional. Budi
Pekerti adalah induk dari segala etika ,tatakrama, tata susila, perilaku baik
dalam pergaulan , pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Pertama-tama budi
pekerti ditanamkan oleh orang tua dan keluarga dirumah, kemudian disekolah dan
tentu saja oleh masyarakat secara langsung maupun tidak langsung.
Pada saat ini dimana
sendi-sendi kehidupan banyak yang goyah karena terjadinya erosi moral,budi
pekerti masih relevan dan perlu direvitalisasi.
Budi Pekerti yang
mempunyai arti yang sangat jelas dan sederhana, yaitu : Perbuatan( Pekerti)
yang dilandasi atau dilahirkan oleh Pikiran yang jernih dan baik ( Budi).
Dengan definisi yang
teramat gamblang dan sederhana dan tidak muluk-muluk, kita semua dalam
menjalani kehidupan ini semestinya dengan mudah dan arif dapat menerima
tuntunan budi pekerti.
Budi pekerti untuk
melakukan hal-hal yang patut, baik dan benar.Kalau kita berbudi pekerti, maka
jalan kehidupan kita paling tidak tentu selamat, sehingga kita bisa berkiprah
menuju ke kesuksesan hidup, kerukunan antar sesama dan berada dalam koridor
perilaku yang baik.
B.Penerapan
Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah
Secara teknis, penerapan pendidikan budi pekerti di
sekolah setidaknya dapat ditempuh melalui empat alternatif strategi
secara terpadu.
1.
Strategi pertama ialah
dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan budi pekerti
yang telah dirumuskan ke dalam seluruh mata pelajaran yang relevan, terutama
mata pelajaran agama, kwarganegaraan, dan bahasa (baik bahasa Indonesia maupun
bahasa daerah).
2.
Strategi kedua ialah
dengan mengintegrasikan pendidikan budi pekerti ke dalam kegiatan
sehari-hari di sekolah.
3.
Strategi ketiga ialah
dengan mengintegrasikan pendidikan budi pekerti ke dalam kegiatan
yang diprogramkan atau direncanakan.
4.
Strategi keempat ialah
dengan membangun komunikasi dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua
peserta didik.
Berkaitan dengan implementasi strategi pendidikan
budi pekerti dalam kegiatan sehari-hari, secara teknis dapat dilakukan
melalui:
a.
Keteladanan
Dalam kegiatan sehari-hari guru, kepala sekolah, staf
administrasi, bahkan juga pengawas harus dapat menjadi teladan atau model yang
baik bagi murid-murid di sekolah. Sebagai misal, jika guru ingin mengajarkan
kesabaran kepada siswanya, maka terlebih dahulu guru harus mampu menjadi sosok
yang sabar dihadapan murid-muridnya.
Begitu juga ketika guru hendak mengajarkan tentang
pentingnya kedisiplinan kepada murid-muridnya, maka guru tersebut harus mampu
memberikan teladan terlebih dahulu sebagai guru yang disiplin dalam menjalankan
tugas pekerjaannya.
Tanpa keteladanan, murid-murid hanya akan menganggap ajakan
moral yang disampaikan sebagai sesuatu yang omong kosong belaka, yang pada
akhirnya nilai-nilai moral yang diajarkan tersebut hanya akan berhenti sebagai
pengetahuan saja tanpa makna.
b.
Kegiatan spontan.
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilaksanakan secara
spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru
mengetahui sikap/tingkah laku peserta didik yang kurang baik, seperti berkelahi
dengan temannya, meminta sesuatu dengan berteriak, mencoret dinding, mengambil
barang milik orang lain, berbicara kasar, dan sebagainya.
Dalam setiap peristiwa yang spontan tersebut, guru dapat
menanamkan nilai-nilai moral atau budi pekerti yang baik kepada para siswa,
misalnya saat guru melihat dua orang siswa yang bertengkar/berkelahi di kelas
karena memperebutkan sesuatu, guru dapat memasukkan nilai-nilai tentang
pentingnya sikap maaf-memaafkan, saling menghormati, dan sikap saling menyayangi
dalam konteks ajaran agama dan juga budaya.
c.
Teguran.
Guru perlu menegur peserta didik yang melakukan perilaku
buruk dan mengingatkannya agar mengamalkan nilai-nilai yang baik sehingga guru
dapat membantu mengubah tingkah laku mereka.
d.
Pengkondisian lingkungan.
Suasana sekolah dikondisikan sedemikian rupa melalui
penyediaan sarana fisik yang dapat menunjang tercapainya pendidikan budi
pekerti.
Contohnya ialah dengan penyediaan tempat sampah, jam
dinding, slogan-slogan mengenai budi pekerti yang mudah dibaca oleh peserta
didik, dan aturan/tata tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat yang
strategis sehingga mudah dibaca oleh setiap peserta didik.
e.
Kegiatan rutin.
Kegiatan rutinitas merupakan kegiatan yang dilakukan
peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat.
Contoh kegiatan ini adalah berbaris masuk ruang kelas untuk
mengajarkan budaya antri, berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, mengucapkan
salam bila bertemu dengan orang lain, dan membersihkan ruang kelas tempat
belajar.
C.Hambatan dalam
penerapan pendidikan budi pekerti di sekolah
Dalam realitasnya antara apa yang diajarkan guru kepada
peserta didik di sekolah dengan apa yang diajarkan oleh orang tua di rumah,
sering kali kontra produktif atau terjadi benturan nilai.
Untuk itu agar proses pendidikan budi pekerti di
sekolah dapat berjalan secara optimal dan efektif, pihak sekolah perlu
membangun komunikasi dan kerjasama dengan orang tua murid berkenaan dengan
berbagai kegiatan dan program pendidikan budi pekerti yang telah
dirumuskan atau direncanakan oleh sekolah. Tujuannya ialah agar terjadi
singkronisasi nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang di ajarkan
di sekolah dengan apa yang ajarkan orang tua di rumah.
Selain itu, agar pendidikan budi
pekerti di sekolah dan di
rumah dapat berjalan searah, sebaiknya bila memungkinkan orang tua murid
hendaknya juga dilibatkan dalam proses identifikasi kebutuhan program pendidikan
budi pekerti di sekolah.
Dengan pelibatan orang tua murid dalam proses perencanaan program pendidikan budi pekerti di
sekolah, diharapkan orang tua murid tidak hanya menyerahkan proses pendidikan budi pekerti anak-anak mereka kepada pihak sekolah, tetapi juga dapat ikut serta
mengambil tanggung jawab dalam proses pendidikan budi
pekerti anak-anak mereka di
keluarga.
a.
Dirumah dan keluarga
Sejak masa kecil dalam bimbingan orang tua, mulai ditanamkan pengertian baik dan benar seperti etika, tradisi lewat dongeng, dolanan/permainan anak-anak yang merupakan cerminan hidup bekerjasama dan berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan.
Sejak masa kecil dalam bimbingan orang tua, mulai ditanamkan pengertian baik dan benar seperti etika, tradisi lewat dongeng, dolanan/permainan anak-anak yang merupakan cerminan hidup bekerjasama dan berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan.
Berperilaku yang baik dalam keluarga amat penting bagi
pertumbuhan sikap anak selanjutnya. Dari kecil sudah terbiasa menghormat orang
tua atau orang yang lebih tua, misalnya : jalan sedikit membungkuk jika
berjalan didepan orang tua dan dengan sopan mengucap : nuwun sewu (
permisi), nderek langkung ( perkenankan lewat sini).
Selain berperilaku halus dan sopan, juga berbahasa yang
baik untuk menghormati sesama, apakah itu bahasa halus ( kromo) atau ngoko
( bahasa biasa). Bahasa Jawa yang bertingkat bukanlah hal yang rumit, karena
unggah ungguh basa( penggunaan bahasa menurut tingkatnya) adalah sopan
santun untuk menghormat orang lain.
b.
Esensi Budi Pekerti, secara tradisional mulai ditanamkan sejak masa kanak-kanak,
baik dirumah maupun disekolah, kemudian berlanjut dalam kehidupan dimasyarakat.
BAB 111
PPKN DI MASA KINI
A. RANCANGAN
PENDIDIKAN
Prioritas pembangunan nasional
sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025 (UU No. 17 Tahun 2007) antara lain adalah
mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan falsafah Pancasila”. Salah satu upaya untuk
merealisasikannya adalah dengan memperkuat jati diri dan karakter bangsa
melalui pendidikan. Upaya ini bertujuan untuk membentuk dan membangun manusia
Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum,
memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi
antarbudaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya
bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka
memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
Sebelumnya pendidikan pancasila telah
diberlakukan di Indonesia pada kurikulum tahun 1994 akan tetapi dengan
banyaknya pertimbangan pendidikan maka pada tahun 2004 ppkn resmi berganti
menjadi Pkn (pendidikan kewarganegaraan),dengan menghilangkan unsure pancasila
yang berisi dasar Negara Indonesia.Akan tetapi Mentri Pendidikan Nasional Kemendikbud akan mendesain Pendidikan
Pancasila sebagai mata pelajaran tersendiri sebagai pembelajaran tentang
Pancasila yang lebih baik.
Alasan kuat diberlakukannya lagi mata
pelajaran PPKn dilatarbelakangi inisiatif pemerintah dan DPR dalam
fenomena bangsa saat ini yang melihat identitas karakter bangsa mulai tidak
jelas. Selain itu, upaya menyelipkan pendidikan Pancasila pada setiap mata
pelajaran, kurang efektif.
Mendikbud Mohammad Nuh seperti yang
dilangsir Harian Jawa Pos (2/10/2012) mengungkapkan, supaya bangsa ini tidak
semakin jauh meninggalkan Pancasila, Pendidikan Pancasila mendesak untuk
dihidupkan kembali. Untuk itu pihaknya akan mendesain Pendidikan Pancasila
sebagai satuan mata pelajaran tersendiri yaitu pembelajaran tentang Pancasila
yang lebih baik.
“Siswa jangan hanya menghafal seluruh
sila dalam Pancasila tapi tidak bisa mewujudkannya dalam perilaku sehari-hari”,
ujar M Nuh.
Rencananya, Mata Pelajaran PPKn akan
digunakan lagi untuk jenjang semua sekolah, mulai dari tingkat SD sampai SMA pada
revisi kurikulum baru 2013 Pendidikan Nasional. Pemupukan kecintaan terhadap
negara harus ditumbuhkan lagi lewat mata pelajaran PPKn terutama di Sekolah dasar yang banyak mengalami revisi. Implementasi Pancasila harus
dilakukan langsung.
Mata
pelajaran PKn di sekolah, menurutnya akan berubah nama menjadi PPKn (Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan).
Substansi
mata pelajaran PPKn nantinya akan berpijak pada pilar-pilar kebangsaan, yaitu
1) Pancasila,
sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa; 2) UUD 1945, sebagai hukum
dasar tertulis yang menjadi landasan konstitusional kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara; 3) Negara
Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final bentuk
Negara Republik Indonesia; 4) Bhineka
Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan di balik
keberagaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian
titik tekan mata pelajaran PPKn nantinya adalah sebagai pendidikan karakter dan
moral guna mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.
B. Mata Pelajaran PPKn
Rencana mata pelajaran PPKn akan
digunakan lagi disambut baik oleh PGRI.
Di dunia pendidikan, setelah reformasi berjalan di negeri ini, nilai-nilai
Pancasila terkesan diabaikan, ujar Sulistyo, ketua umum PGRI.
Namun, masih menurut Sulistyo, rencana
pemerintah menggunakan pendidikan Pancasila lagi perlu diperkuat dengan
keberadaan guru PPKn yang kreatif. Sebelumnya pendidikan Pancasila terkesan
sebagai mata pelajaran yang diremehkan karena guru kurang kretif, inovatif dan
menyenangkan.
Untuk itu pemerintah hendaknya
memfasilitasi pembinaan guru-guru pendidikan Pancasila agar memiliki misi untuk
membuat siswa bisa menghayati dan mengamalkan nilai Pancasila yang sudah
diajarkan lewat mata pelajaran PPKn.
Yang terpenting adalah pemerintah
mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan serta mensosialisasikan revisi kurikulum baru 2013 ini, agar pelaksanaannya nanti baik
guru maupuin siswa telah siap.
Casino Finder (Google Play) Reviews & Demos - Go
BalasHapusCheck Casino Finder (Google deccasino Play). A look at some of the best gambling sites in 1xbet app the world. They offer gri-go.com a full https://jancasino.com/review/merit-casino/ game https://deccasino.com/review/merit-casino/ library,