KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat
tuhan yang maha kuasa,karena hanya dengan berkat dan perkenan-nya jualah
makalah yang berjudul individu dan kepemimpinan ini dapat diselesaikan.
Kegiatan manusia secara
bersama sama selalu membutuhkan “Kepemimpinan”, jadi harus ada pemimpin demi
sukses dan efisiensi kerja.Untuk bermacam macam usaha dan kegiatan manusia yang
berjuta banyaknya ini memerlukan upaya yang terencana dan sistematis untuk
melatih dan menyiapkan pemimpin baru.
Maka dari itu makalah
yang kami tulis ini berisikan tentang hal-hal yang meliputi dalam kepemipinan
dan berbagai aspek yang menyangkut kepentingan kepemimpinan
Pontianak,26
Maret 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 1
Daftar isi ......................................................................................................................... 2
Bab I Pendahuluan .......................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ................................................................................................... 3
B. Tujuan ................................................................................................................. 3
C. Manfaat .............................................................................................................. 4
Bab II pembahasan ......................................................................................................... 4
A. Pengertian Individu ............................................................................................ 5
B. Dasar dan Konsep Kepemimpinan ..................................................................... 4
C. Perkembangan kepemimpinan ........................................................................... 7
D. Peran dan Perkenbangan
Kepemimpinan .......................................................... 10
E. Model Kepemimpinan ....................................................................................... 10
Bab III Penutup ............................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 14
B. Saran ................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar belakang
Manusia adalah makhluk
sosial yang selalu hidup berkelompok, bersama-sama serta saling berhubungan
satu sama lain dengan demikian maka perlu adanya kepemimpinan. Seperti didunia
bisnis dan didunia lain pendidikan. Pemerintahan negara adalah seorang pemimpin
sangat menentukan dari tercapainya kesuksesan dan efisiensi kerja. Pemimpin
yang baik adalah pemimpin yang mampu membawa lembaga / organisasi kepada
sasaran dalam jangka waktu yang ditentukan.
Di zaman modern sekarang ini, seorang pemimpin sangat diperlukan, tetapi pemimpin juga lahir bukan karena keturunan dari seorang bangsawan atau bakat yang dibawanya sejak lahir. Tetapi perlu adanya pendidikan dan pengalaman sebagai bekal. Para ahli kepemimpinan telah memberikan berbagai defisini mengenai kepemimpinan, serta menghasilkan berbagai konsep dan teori kepemimpinan.
Di zaman modern sekarang ini, seorang pemimpin sangat diperlukan, tetapi pemimpin juga lahir bukan karena keturunan dari seorang bangsawan atau bakat yang dibawanya sejak lahir. Tetapi perlu adanya pendidikan dan pengalaman sebagai bekal. Para ahli kepemimpinan telah memberikan berbagai defisini mengenai kepemimpinan, serta menghasilkan berbagai konsep dan teori kepemimpinan.
II.
Tujuan
Adapun tujuan dari
penyusunan materi makalah ini yaitu:
1.
Memberi pemahaman tentang dasar dan konsep
kepemimpinan kepada para pembaca.
2.
Memberi informasi kepada pembaca tentang
bagaimana cara memahami dan menerapkan peran kepemimpinan dan model
kepemimpinan kepada peserta didik dalam proses pengajaran dan pembelajaran
III.
Manfaat
Beberapa manfaat dari
penyusunan makalah ini yaitu :
1.
Agar Pembaca dapat mengetahui
definisi kepemimpinan
2.
Pembaca atau
khususnya para pendidik dapat memperaktikan kepemimpinan dalam mendidik
ini kepada peserta didik.
BAB II
INDIVIDU DAN KEPEMIMPINAN
A.Pengertian Individu
Oleh Anwar Bahir S 1006757322
Individu
berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”.Dalam
ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yangmajemuk,
memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuanyang
terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Makadapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas
atau spesifik dalam kepribadiannya.
Dan
terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek
sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila
salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya.Berkaitannya antar individu dengan individu lainnya, maka menjadi lebih
bermaknamanusia apabila pola tingkah
lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatakan
ciri-
B. Dasar dan Konsep Kepemimpinan
Hakikat kepemimpinan
adalah kegiatan seseorang menggerakkan orang lain agar orang lain itu berkenan melaksanakan
tugas-tugasnya.
Proses kepemimpinan meliputi unsur-unsur
berikut:
·
Orang yang memimpi
·
Orang-orang yang dipimpin
·
Kegiatan atau tindakan penggerakan untuk
mencapai tujuan
·
Tujuan yang ingin dicapai bersama
1. Pengertian
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin
yang memuat dua hal pokok yaitu: pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin
sebagai objek. Kata pimpinan mengandung pengertian mengarahkan, membina atau
mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin
mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap
keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu
tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan
ke-pemimpinannya.
Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. Namun ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:
Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. Namun ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:
Kepemimpinan adalah pengaruh antar
pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik,
1961, 24).
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
a.
Teori Genetik (Genetic
Theory).
Penjelasan kepemimpinan yang paling lama
adalah teori kepemimpinan “genetic” dengan ungkapan yang sangat populer waktu
itu yakni “a leader is born, not made”. Seorang dilahirkan dengan membawa
sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat-sifat utama
seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.
b.
Teori Sifat (Trait
Theory).
Sesuai dengan namanya, maka teori ini
mengemukakan bahwa efektivitas kepemimpinan sangat tergantung pada kehebatan
karakter pemimpin. “Trait” atau sifat-sifat yang dimiliki antara lain
kepribadian, keunggulan fisik dan kemampuan social. Penganut teori ini yakin
dengan memiliki keunggulan karakter di atas, maka seseorang akan memiliki
kualitas kepemimpinan yang baik dan dapat menjadi pemimpin yang efektif.
Karakter yang harus dimiliki oleh seseorang menurut Judith R. Gordon mencakup
kemampuan yang istimewa dalam (1) Kemampuan Intelektual (2) Kematangan Pribadi
(3) Pendidikan (4) Status Sosial dan Ekonomi (5) “Human Relations” (6) Motivasi
Intrinsik dan (7) Dorongan untuk maju (achievement drive).
1.1 Teori
Perilaku (The Behavioral Theory).
Mengacu pada keterbatasan peramalan
efektivitas kepemimpinan melalui teori “trait”, para peneliti pada era Perang
Dunia ke II sampai era di awal tahun 1950-an mulai mengembangkan pemikiran
untuk meneliti “behavior” atau perilaku seorang pemimpin sebagai cara untuk
meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Fokus pembahasan teori kepemimpinan pada
periode ini beralih dari siapa yang memiliki kemampuan memimpin ke bagaimana
perilaku seseorang untuk memimpin secara efektif,yaitu:
1.
Situasional Leadership.
Pengembangan teori situasional merupakan
penyempurnaan dan kekurangan teori-teori sebelumnya dalam meramalkan
kepemimpinan yang paling efektif. Dalam “situational leadership” pemimpin yang
efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif
dan menerapkannya secara tepat. Seorang pemimpin yang efektif dalam teori ini
harus bisa memahami dinamika situasi dan menyesuaikan kemampuannya dengan
dinamika situasi yang ada. Empat dimensi situasi yakni kemampuan manajerial,
karakter organisasi, karakter pekerjaan dan karakter pekerja. Keempatnya secara
dinamis akan memberikan pengaruh terhadap efektivitas kepemimpinan seorang
2.
Transformational Leadership.
Pemikiran
terakhir mengenai kepemimpinan yang efektif disampaikan oleh sekelompok ahli
yang mencoba “menghidupkan” kembali teori “trait” atau sifat-sifat utama yang
dimiliki seseorang agar dia bisa menjadi pemimpin. Robert House menyampaikan
teori kepemimpinan dengan menyarankan bahwa kepemimpinan yang efektif
mempergunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan
moralitas yang tinggi untuk meningkatkan kadar kharismatiknya (Ivancevich, dkk,
2008:213)
Dengan mengandalkan kharisma, seorang
pemimpin yang “transformational” selalu menantang bawahannya untuk melahirkan
karya-karya yang istimewa. Langkah yang dilaksanakan pada umumnya adalah dengan
membicarakan dengan pengikutnya, bagaimana sangat pentingnya kinerja mereka,
bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok dan bagaimana
istimewanya kelompok sehingga dapat menghasilkan karya yang inovatif serta luar
biasa.
C.
PERKEMBANGAN
KEPEMIMPINAN
Dalam perkembangannya, studi tentang
kepemimpinan berkembang sejalan dengan kemajuan zaman yang dikategorikan Yukl
(2005:12) menjadi lima pendekatan yaitu : (1) pendekatan ciri, (2) pendekatan
perilaku; (3) pendekatan kekuatan – pengaruh; (4) pendekaan situasional; dan
(5) pendekatan integrative
D.
PERAN PERKEMBANGAN KEPEMIMPINAN
Perkembangan
Kepemimpinan Dalam Mengambil Keputusan
Proses
Pengambilan Keputusan Partisipatif Dalam Organisasi Sekolah
kepemimpinan dan manajerial yang baik.
Rendahnya kemampuan kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan
dari masyarakat khususnya dukungan dalam mengambil keputusan yang dikeluarkan
sekolah terkait dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.
Pengambilan keputusan merupakan salah satu kegiatan dalam manajemen yang
berkaitan dengan masalah dalam organisasi. Begitu juga dalam organisasi
kependidikan, keputusan pendidikan merupakan faktor esensial dalam menentukan
kembali dalam mengambil keputusan yang terbaik, kemampuan berdemokrasi,
menghargai perbedaan pendapat, kemampuan memobilisasi sumber daya, kemampuan
berkomunikasi yang efektif, kemampuan memecahkan persoalan-persoalan sekolah,
kemampuan adaptif, antisipatif, kemampuan bersinergi dan berkolaborasi. Dalam
memikul tanggung jawab administrator di sekolahnya, kepala sekolah dihadapkan
dengan berbagai masalah yang beragam dan kompleks sehingga memerlukan pemahaman
dan keterampilan untuk menemukan dan mempertimbangkan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu
sekolah dalam rangka pendidikan nasional.
E.
MODEL KEPEMIMPINAN
Efektivitas kepemimpinan
seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan
menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan
situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan
menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi
tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan
berikut:
a. Model kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.
a. Model kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.
c. Model
” Interaksi Atasan-Bawahan”
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila: Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik; Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi; Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.
c. Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah Memberitahukan;
- Menjual;
- Mengajak bawahan berperan serta;
- Melakukan pendelegasian.
d. Model ” Jalan- Tujuan ”
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.
e. Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan” :
Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya. Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila: Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik; Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi; Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.
c. Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah Memberitahukan;
- Menjual;
- Mengajak bawahan berperan serta;
- Melakukan pendelegasian.
d. Model ” Jalan- Tujuan ”
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.
e. Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan” :
Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya. Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan
d.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Beberapa definisi
kepemimpinan menggambarkan ‘asumsi’ bahwa kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi orang, baik individu maupun kelompok. Seorang pemimpin adalah
seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan
percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Teori kepemimpinan adalah
penggeneralisasian satu seni perilaku pemimpin di konsep kepemimpinannya dengan
menonjolkan latar belakang sejarah kepemimpinan, sebab musabab munculnya
pemimpin, tipe dan gaya kepemimpinan serta syarat-syarat kepemimpinan.
Karakteristik seorang
pemimpin didasarkan pada prinsip-prinsip belajar seumur hidup, berorientasi
pada pelayanan dan membawa energi positif. Tujuan manajemen dapat tercapai bila
organisasi memiliki pemimpin yang handal. Dan bagaimana kita menggunakan Teori
dan Konsep Kepemimpinan di Indonesia, sehingga pembangunan efektif dan Good
Governance terwujud.
B.SARAN
Bagi para
pembaca makalah ini kami merasa tulisan kami ini masih banyak dalam
kekurangan.oleh sebeb itu,kami mohon
kepada para pembacadapat memberikan masukan-masukan kepada kami agar di
kedepanya kami dapt lebih baik dari saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar